Gangguan pada
Sistem Gastrointestinal
Terdapat
banyak gangguan pada sistem gastrointestinal diantaranya
1. Apendisitis ( Kanker Usus buntu )
Apendisitis merupakan
peradangan pada usus buntu (apendiks).
Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar,tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting. Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun.
Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar,tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting. Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun.
Penyebab apendisitis
belum sepenuhnya dimengerti.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
Usus buntu yang pecah bisa
menyebabkan:
- masuknya kuman usus ke dalam
perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal
-terbentuknya abses pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
- masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.
-terbentuknya abses pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
- masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.
GEJALA
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah.
Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius. Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah.
Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius. Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.
DIAGNOSA
Pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel darah putih agak meningkat, sebagai respon terhadap infeksi. Biasanya, pada stadium awal apendisitis, pemeriksaan-pemeeriksaan seperti foto rontgen, CT scan, dan USG kurang bermanfaat. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejalanya.
PENGOBATAN
Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis). Pada hampir 15% pembedahan usus buntu, usus buntunya ditemukan normal. Tetapi penundaan pembedahan sampai ditemukan penyebab nyeri perutnya, dapat berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gejalanya timbul. Bahkan meskipun apendisitis bukan penyebabnya, usus buntu tetap diangkat. Lalu dokter bedah akan memeriksa perut dan mencoba menentukan penyebab nyeri yang sebenarnya. Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada apendisitis. Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan biasanya cepat dan sempurna. Usus buntu yang pecah, prognosisnya lebih serius. 50 tahun yang lalu, kasus yang ruptur sering berakhir fatal. Dengan pemberian antibiotik, angka kematian mendekati nol.
Pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel darah putih agak meningkat, sebagai respon terhadap infeksi. Biasanya, pada stadium awal apendisitis, pemeriksaan-pemeeriksaan seperti foto rontgen, CT scan, dan USG kurang bermanfaat. Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan gejalanya.
PENGOBATAN
Pembedahan segera dilakukan, untuk mencegah terjadinya ruptur (peca), terbentuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut (peritonitis). Pada hampir 15% pembedahan usus buntu, usus buntunya ditemukan normal. Tetapi penundaan pembedahan sampai ditemukan penyebab nyeri perutnya, dapat berakibat fatal. Usus buntu yang terinfeksi bisa pecah dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gejalanya timbul. Bahkan meskipun apendisitis bukan penyebabnya, usus buntu tetap diangkat. Lalu dokter bedah akan memeriksa perut dan mencoba menentukan penyebab nyeri yang sebenarnya. Pembedahan yang segera dilakukan bisa mengurangi angka kematian pada apendisitis. Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam waktu 2-3 hari dan penyembuhan biasanya cepat dan sempurna. Usus buntu yang pecah, prognosisnya lebih serius. 50 tahun yang lalu, kasus yang ruptur sering berakhir fatal. Dengan pemberian antibiotik, angka kematian mendekati nol.
2. Diare
Diare adalah sebuah
penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang
terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air
berlebihan. Di dunia, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian
balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Kondisi ini dapat
merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fruktosa, laktosa), memakan
makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin
C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada
beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan
definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.
Hal ini terjadi
ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah
besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum
mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain
sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang atau
"inflamed", penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang
berair.
Diare kebanyakan
disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bakteria . Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air
tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam
beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau
kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi
gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan
juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun
penderita apendikitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum
radang usus buntu. Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang
berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
3. Maag
Adalah gejala
penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada
lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut. Penyebabnya bisa
karena penderita makannya tidak teratur, terdapat mikroorganisme yang
merugikan, mengkonsumsi obat-obatan tertentu, atau sebab-sebab lainnya seperti
mengkonsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress. Maag juga bisa
terjadi apabila si penderita telat makan, kemudian sewaktu makan si penderita
maag makan dengan porsi yang terlalu banyak. Bagi penderita maag yang sudah
parah, penyakit maag tersebut sangat berbahaya sekali dan dapat menyebabkan
kematian.
4. Konstipasi
Konstipasi adalah
kelainan pada di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami
pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuan g atau
dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya.
Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang
cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi
penderitanya. Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan
yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar
kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau
sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita
antara lain karena sedang menjalankan ibadah puasa, kekurangan cairan tubuh
atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang
padat, pengaruh hormon dalam tubuh, sedang dalam masa kehamilan, kelainan
anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat
meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida),
kekurangan asupan vitamin C , disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk
buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan
dan dibuang, kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak
lainnya.
5. Xerotosmia
Adalah mulut kering
akibat produksi kelenjar ludah yang berkurang. Gangguan produksi kelenjar ludah
tersebut dapat diakibatkan oleh gangguan / penyakit pada pusat ludah, syaraf
pembawa rangsang ludah ataupun oleh perubahan komposisi faali elektrolit ludah.
Gangguan tersebut diatas dapat terjadi oleh karena takut/ cemas, depresi, tumor
otak, obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan
penyakit radang selaput otak.
Comments
Post a Comment