Skip to main content

KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI

Kesehatan Kerja di Industri

Latar belakang
            Kesehatan kerja adalah ilmu yang diterapkan di bagian ketenagakerjaan, yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja, secara filosofis suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.

            Tujuan  :
      Mengidentifikasi situasi dan kondisi kesehatan di bidang industri saat ini
      Mengidentifikasi kondisi kesehatan di bidang industri yang seharusnya
            Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja (Rijuna Dewi, 2006)

            Dessler (1992) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu:
      Moral.
      Hukum.
      Ekonomi.

Masalah Kesehatan
            Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
            Faktor kesehatan antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan
Contoh Kecelakaan kerja :
Tidak Gunakan Alat Keselamatan Kerja
Pekerja Tewas Jatuh dari Lantai 4 Paragon City

            Indosiar.com, Semarang - Peristiwa kecelakaan kerja di lokasi proyek pembangunan Paragon City dikawasan Jalan Pemuda, Semarang ini mengemparkan hingga sejumlah pekerja sempat menghentikan aktifitasnya. Pekerja yang tewas itu diketahui bernama Bambang Purnomo. Pria berusia 27 tahun ini, jatuh dari lantai 4 bangunan proyek saat sedang memasang saluran udara, disalah satu ruangan yang diproyeksikan digunakan untuk gedung cinema.
            Tanpa menggunakan sabuk pengaman, korban diduga terpeleset dan langsung jatuh. Akibatnya korban terluka dibagian kepala, serta kaki dan tangannya patah. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Dr Kariyadi Semarang, namun nyawanya tidak tertolong.
            Sejumlah petugas Polsekta Semarang Tengah langsung melakukan olah tempat kejadian untuk mendalami ada tidaknya unsur kelalaian dalam peristiwa kecelakaan kerja ini. Yang mengejutkan, polisi mendapat informasi, sebelum kejadian tewasnya seorang pekerja ini, dilokasi proyek yang sama ternyata telah tiga pekerja tewas akibat mengalami kecelakaan kerja, namun tidak diketahui polisi. (Agus Hermanto/Sup)

            Menurut Robiana Modjo (2007), manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan antara lain:
1. Pengurangan Absentisme.
2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan.
3. Pengurangan Turnover Pekerja.
4. Peningkatan Produktivitas.

Kesimpulan
      Kondisi dan situasi saat ini pada kesehatan kerja di industri masih jauh dari harapan baik karena masih banyak kecelakaan kerja, penyakit karena pekerjaan dan karena faktor keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan yang tidak seimbang.
      Menurut Robiana Modjo (2007), manfaat penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan antara lain:
            a. Pengurangan Absentisme.
            b. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan.
            c. Pengurangan Turnover Pekerja.
            d. Peningkatan Produktivitas.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Pekerja Tewas Jatuh dari Lantai 4 paragon City. http://www.indosiar.com/patroli/pekerja-tewas-jatuh-dari-lantai-4-paragon-city_84555.html . Diakses 20 November 2012
Anonim. 2012. Kesehatan Kerja. http://kesehatankerja.com/index.html. Diakses 20 November 2012
Shafiqah Adia. 2010. Gema Budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). http://www.4antum.wordpress.com/2010/1/14/gema-budaya-k3.html. Diakses 20 November 2012


Comments

Popular posts from this blog

Dialog dengan Pasien Isolasi Sosial (Menarik Diri)

Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan isolasi diri atau menarik diri : Menarik  D iri   (Isolasi Sosial) Prolog Disebuah ruang arjuna terdapat terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny. S. Pasien masuk rumah sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak memiliki teman dekat, tidak adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta melakukan tindakan berulang yang tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga membuatnya kesepian. Diagnosa keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial. SP 1 : Pasien membina hubungan saling percaya,membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan. Perawat           : “ Assallamualaikum wr,wb ” Pasien              : (pasien hanya diam) Perawat           : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang maw

Dialog dengan Pasien Gangguan Jiwa Susaide SP 1

STRATEGI PELAKSANAAN SUSAIDE SP 1 A.       Kondisi klien Data Subjektif: 1.       Mengungkapkan keinginan bunuh diri 2.       Mengungkapkan keinginan untuk mati 3.       Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan 4.       Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga 5.       Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang mematikan 6.       Mengungkapkan adanya konflik interpersonal 7.       Mengungkapkan telah terjadi korban perilaku kekerasan saat kecil Data Objektif: 1.       Impulsif 2.       Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh) 3.       Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan alkohol) 4.       Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal) 5.       Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier) 6.       Status perkawinan yang tidak harmonis B.        Diagnosa keperawatan Risiko bunuh diri

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) A.   LATAR BELAKANG Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007). Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas orientasi realita , dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidup