Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2012

KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI

Kesehatan Kerja di Industri Latar belakang             Kesehatan kerja adalah ilmu yang diterapkan di bagian ketenagakerjaan, yang bertujuan untuk mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja, secara filosofis suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.             Tujuan  : •       Mengidentifikasi situasi dan kondisi kesehatan di bidang industri saat ini •       Mengidentifikasi kondisi kesehatan di bidang industri yang seharusnya             Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi/ taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuj

Satuan Acara Pengajaran (SAP) Pengisian Kartu Menuju Sehat Balita

Satuan Acara Pengajaran (SAP) Pengisian Kartu Menuju Sehat  Balita A.   Pokok Bahasan                   : Pengisian KMS Sub pokok bahasan             : Cara mengisi KMS balita B.   Tujuan Pendidikan                : TIU                                     : Setelah mengikuti materi ini, klien dapat melakukan pengisian KMS balita      sendiri TIK                                     : Klien dapat mengisi KMS balita minimal 80% C.   Sasaran                               : Kader posyandu D.   Hari/tanggal                         : E.    Tempat                                : Kelurahan Jatikuwung kecamatan Gondangrejo F.    Pelaksana                            : Mahasiswa Stikes Aisyiyah Surakarta G.   Waktu (Durasi)                   : 20 menit H.   Isi/materi                             : Pengertian kms , pengisian kms dan simbol dalam kms I.      Metode Pendidikan             : Ceramah J.      Media yang digunakan        : Ppt, liflet dan lembar balik K.

POSISI PRONASI

POSISI PRONASI a. Pengertian Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping. b. Tujuan 1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut. 2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut. 3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi mulut atau tenggorokan. c. Peralatan 1. Tempat tidur 2. Bantal angin 3. Gulungan handuk 4. Sarung tangan (bila diperlukan)

Posisi Fowler

Posisi Fowler A.     Pengertian fowler adalah posisi miring di mana kepala diletakkan agak tinggi untuk mempromosikan drainase setelah operasi perut. Letak kepala disesuaikan menurut ketinggian yang diinginkan, sekitar 60-90 cm untuk menghasilkan a ngulasi 45° sampai 60° dari tubuh. Lutut mungkin dibengkokkan. Posisi ini digunakan untuk memfasilitasi pernapasan dan drainase untuk kenyamanan berbaring di tempat tidur sembari pasien makan atau berbicara. B.      Kegunaan Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi. Meningkatkan rasa nyaman Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap C.      Indikasi 1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan 2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi REFERENSI     : ·            http://kamuskesehatan.com/arti/posisi-fowler/ ·          http://jabbarbtj.blogspot.com/2012/04/macam-macam-pos

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI Pengkajian Hal-hal yang perlu untuk dikaji dalam konsep diri yaitu : 1.        Menurut Judith dan Ahern (2012, hlm. 73) Citra tubuh yang perlu dikaji yaitu : a)      Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh pasien. b)      Kaji mekanisme koping yang biasa digunakan pasien. c)      Peningkatan citra tubuh: Kaji harapan pasien tentang citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan Kaji apakah persepsi ketidaksukaan terhadap karakteristik fisik tertentu membuat disfungsi paralisis sosial bagi remaja dan pada kelompok risiko tinggi lainnya. Kaji apakah perubahan fisik saat ini telah dikaitkan ke dalam citra tubuh pasien. Kaji pengaruh budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia pasien menyangkut citra tubuh. Kaji frekuensi pernyataan kritik diri. 2.        Menurut Judith dan Ahern (2012, hlm. 401) identitas diri yang dikaji yaitu : a)      Kaji kebutuhan untuk memperoleh