TBC dan LEPRA
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering
menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan
orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang
manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat,
praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian
dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus
Mencegah Penularan penyakit TBC:
1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
1. Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
2. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun)
3. Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
4. Menghindari udara dingin
5. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur
6. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
7. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
8. Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
Pengobatan Tbc memakan
waktu lebih lama dibandingkan mengobati infeksi bakteri jenis lain. Jika
terinfeksi Tbc, penderita harus minum antibiotik setidaknya selama
enam sampai sembilan bulan. Pengobatan penyakit tbc yang
tepat dan lamanya pengobatan tergantung pada usia, kesehatan secara
keseluruhan, resistensi obat, jenis tbc (laten atau aktif) dan lokasinya dalam
tubuh.
Sistem kekebalan tubuh (pertahanan) dapat melawan
infeksi dan menghentikan bakteri yang menyebar. Sistem kekebalan tubuh akhirnya
dengan membentuk jaringan parut mengelilingi bakteri tbc dan mengisolasi
seluruh tubuh. Tuberkulosisyang terjadi setelah paparan awal bakteri sering
disebut Tbc primer. Jika tubuh mampu membentuk jaringan parut (fibrosis) di
sekitar bakteri TB, maka infeksi terkandung dalam keadaan tidak aktif. Individu
seperti biasanya tidak memiliki gejala tbc dan tidak dapat menyebar TB kepada orang lain.
Jika seseorang terinfeksi
tbc laten, mungkin perlu untuk mengambil hanya satu jenis obat untuk pengobatan tbc. Tbc Aktif terutama jika itu adalah virus yang tahan
obat (resisten), akan membutuhkan beberapa obat sekaligus. Yang paling umum
obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis antara lain Isoniazid,
Rifampisin (Rifadin, Rimactane), Etambutol (Myambutol), dan Pirazinamid.
Efek Samping Pengobatan TBC
Efek samping pengobatan
penyakit tbc tidak umum tapi
bisa serius ketika terjadi. Semua obat TB dapat sangat beracun untuk hati
penderita apalagi gejala tbc juga disertai dengan komplikasi hati
(ingat bahwa hati berfungsi menetralisir racun dalam tubuh). Hal tersebut
memberikan gambaran bahwa perlu rujukan atau resep dokter untuk mengkonsumsi
obat-obat tersebut. Efek samping yang umum ditimbulkan antara lain mual,
muntah, kehilangan nafsu makan, warna kuning pada kulit (jaundice/ikterus),
urine menjadi gelap, demam yang berlangsung tiga hari atau lebih dan tidak
memiliki penyebab yang jelas.
Setelah beberapa minggu penderita yang terinfeksi tidak akan menular
mungkin mulai merasa lebih baik. Penting bahwa menyelesaikan pengobatan tbc secara konsisten, terapi dan konsumsi
obat persis seperti diresepkan oleh dokter. Menghentikan pengobatan terlalu
dini atau melewatkan dosis bisa membiarkan bakteri yang masih hidup untuk
menjadi resisten terhadap obat-obatan, yang mengarah ke infeksi yang jauh lebih
berbahaya dan sulit untuk diobati. Untuk membantu orang tetap konsisten, terapi
pengobatan tbc yang diawasi secara langsung kadang-kadang dianjurkan. Dalam
pendekatan ini, seorang pekerja perawatan kesehatan mengelola obat penderita.
Penyakit Hansen atau Penyakit
Morbus Hansen yang dahulu
dikenal sebagai penyakit kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
leprae, hingga ditemukan bakteri Mycobacterium lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008, yang menyebabkan endemik sejenis kusta di Meksiko danKaribia, yang dikenal lebih khusus dengan
sebutan diffuse lepromatous
leprosy. Sedangkan bakteri Mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873 sebagai patogen yang menyebabkan penyakit yang telah
lama dikenal sebagai lepra. Saat ini penyakit lepra lebih disebut sebagai penyakit Hansen, bukan hanya
untuk menghargai jerih payah penemunya, melainkan juga karena kata leprosy dan leper mempunyai konotasi yang begitu negatif,
sehingga penamaan yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi
stigma sosial yang tak seharusnya diderita oleh pasien kusta.
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran
pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari
luar. Bila tidak ditangani, kusta
dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf, anggota
gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta
tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada
penyakit tzaraath.
Pencegahan
Dulu perubahan bentuk
anggota tubuh akibat lepra menyebabkan penderitanya diasingkan dan diisolasi. Pengobatan
dini bisa mencegah atau memperbaiki kelainan bentuk, tetapi penderita cenderung
mengalami masalah psikis dan sosial.Tidak perlu dilakukan isolasi. Lepra hanya
menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun
tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain
itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra dan hanya
orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama yang memiliki resiko tertular.
Dokter dan perawat yang mengobati penderita lepra tampaknya tidak memiliki
resiko tertular.
Pengobatan
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada pengobatan yang efektif untuk kusta.
Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. {ada 1960an, dapson tidak digunakan
lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya
menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.
Kemudian, Shantaram Yawalkar dan rekannya merumuskan
terapi kombinasi dengan rifampisin dan dapson, untuk mengakali kekebalan
bakteri. Terapi multiobat dan kombinasi tiga obat di atas pertama kali
direkomendasi oleh Panitia Ahli WHO pada 1981. Cara ini menjadi standar pengobatan multiobat. Tiga
obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal untuk mencegah kekebalan atau
resistensi bakteri.
Terapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup
sulit untuk masuk ke negara yang endemik. Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
122 negara. Pada Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, menelurkan sebuah resolusi untuk menghapus kusta
sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2000, dan berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan
mandat untuk mengembangkan strategi penghapusan kusta.
Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kustapada 1993 dan merekomendasikan dua tipe terapi multiobat
standar. Yang pertama adalah pengobatan selama 24 bulan untuk kusta
lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. Yang kedua adalah
pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.
Sejak 1995, WHO memberikan paket obat terapoi kusta secara
gratis pada negara endemik, melalui Kementrian Kesehatan. Strategi ini akan
bejalan hingga akhir 2010. Pengobatan multiobat masih efektif dan pasien tidak
lagi terinfeksi pada pemakaian bulan pertama. Cara ini aman dan mudah.
jangka waktu pemakaian telah tercantum pada kemasan obat.
Comments
Post a Comment