Skip to main content
TUGAS KULIAH ISOSPOL

ASKES
1.       Pengertian ASKES
Asuransi kesehatan merupakan cara mengatasi risiko dan ketidakpastian peristiwa sakit serta implikasi biaya-biaya yang diakibatkannya. Asuransi kesehatan mengubah peristiwa tak pasti dan sulit diramalkan menjadi peristiwa yang pasti dan terencana. Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok orang dengan cara perangkuman risiko (risk poling). Untuk mengubah peristiwa yang tidak dapat diprediksi, anggota membayar sejumlah uang yang relative kecil namun teratur (disebut premi) kepada lembaga asuransi. Program asuransi kesehatan social bagi pegawai negeri sipil (PNS) merupakan usaha penugasan pemerintah kepada PT. Askes (Persero) dan dalam usaha perasuransiaan dikenal sebagai Government Captive Health Insurance, bukan merupakan bentuk monopoli. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, PT. Askes juga akan menaikkan kelas perawatan bagi peserta untuk PNS.
Peserta Askes untuk PNS adalah :
1.      PNS golongan I, II, III, Penerima pensiunan, Veteran dan Perintis Kemerdekaan yang membayar iuran untuk jaminan pemeliharaan kesehatan (PP No. 69 tahun 1991).
    1. Dokter pegawai tidak tetap (Kepres No. 37 thn 91).
    2. Bidan Pegawai tidak tetap (Kepres No. 23 thn 94)
PNS Golongan I, II, III akan mendapat perawatan di kelas II, sedangkan Golongan IV di kelas I di rumah sakit.
Adapun anggota keluarga dari peserta askes sendiri adalah :
  1. Isteri atau suami dari peserta askes dan anak yang sah atau anak angkat dari peserta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  2. Anak yang sah atau anak angkat dari peserta yang mendapat tunjangan keluarga sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan ketentuan belum mencapai usia 21 tahun, belum menikah, belum berpenghasilan dan masih tanggungan peserta atau sampai usia 25 tahun yang masih mengikuti pendidikan formal.
Hak peserta Askes dan anggota keluarga :
  1. Memperoleh kartu askes.
  2. Memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  3. Memperoleh penjelasan / informasi tentang hak dan kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan.
  4. Menyampaikan keluhan baik secara lisan / (telepon/dating langsung) atau tertulis/surat, kantor PT. Askes.
Kewajiban peserta askes :
  1. Membayar premi.
  2. Memberikan data identitas diri untuk penerbitan kartu askes.
  3. Berperan aktif mengetahui dan menaati semua ketentuan dan prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku.
  4. Menjaga kartu askes agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatakan oleh yang tidak berhak.
Manfaat Askes :
  1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP).
  2. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL).
  3. Pelayanan Rawat Inap (RI).
  4. Pelayanan Obat.
  5. Kedokteran Nuklir sederhana dan sedang, CT Scan.
  6. Pelayanan Khusus, meliputi:
    1. Pelayanan kasus jantung (operasi jantung, pacu jantung, kateterisasi dilatasi jantung, scanning jantung dengan thallium);
    2. Pelayanan kasus paru (operasi paru);
    3. Pelayanan kasus ginjal seperti Extracorporal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) dan transplantasi ginjal
    4. Kedokteran Nuklir dan Radioterapi;
    5. Pelayanan penunjang diagnostik canggih seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Rawat Jalan, Rawat Inap dan Tindakan Pembedahan Pada produk Askes Diamond, Askes Platinum dan Askes Gold manfaat utama yang diberikan termasuk Pelayanan Khusus, sedangkan untuk Askes Silver manfaat utama yang diberikan adalah tanpa “Pelayanan Khusus”.

Untuk Askes Blue dan Askes Alba, manfaat utama yang diberikan adalah tanpa Pelayanan Khusus dan Kedokteran Nuklir Sederhana dan sedang, CT Scan.
Penyakit yang paling ditakuti semua orang saat ini adalah sakit kritis, baik itu jantung, kanker, tumor, stroke, dsb. Penyakit tersebut setiap tahun semakin meningkat jumlah penderitanya, dikarenakan pola hidup tidak sehat, stress, bahkan karena kegemukan. Dan menurut survey yang telah dilakukan oleh WHO, 90% manusia meninggal sebelumnya karena terkena sakit kritis. Artinya hanya sekitar 10% manusia yang meninggal dalam kondisi alami. Untuk penyakit kritis ini pun biayanya tak terhitung mahalnya, jika saat ini sudah ratusan juta bisa dibayangkan sepuluh, duapuluh bahkan tigapuluh tahun kemudian, bisa jadi miliaran bukan? Inilah yang harus kita cermati dan perhatikan.
Cek dan tanyakan pada agen yang menawarkan asuransi Anda:
  1. Apakah asuransinya memiliki proteksi untuk sakit kritis?
  2. Berapa macam jenis penyakit kritis yang dicovernya?
  3. Jika ada, cek berapa besarnya proteksi yang diperuntukkan untuk sakit kritis dan coba Anda pikirkan dan hitung lagi sudah cukupkah biaya proteksi yang diberikan dibandingkan dengan kebutuhan biaya itu pada saat terjadinya?
Ini penting, karena tidak semua asuransi kesehatan memberikan perlindungan untuk sakit kritis, beberapa ada tetapi memiliki nilai tunai yang sangat kecil, itu tidak membantu Anda! ASKES adalah asuransi yang memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien yang sakit kritis di Rumah Sakit yang menerima ASKES.
Jangan lupa untuk cek dan tanyakan, biasanya asuransi kesehatan yang bagus akan memberikan manfaat tabungan gratis bila nasabahnya terkena penyakit kritis.
Pertanyaannya:
“Dengan pola hidup yang kita jalanin sekarang ini, dalam rentang waktu 20 – 30 ke depan, adakah kemungkinan kita terkena salah satu dari penyakit kritis?". 
Selain sakit kritis masih ada hal lain yang juga tinggi tingkat risikonya seperti cacat karena sakit ataupun kecelakaan, bahkan cacat tetap total yang memungkinkan seseorang sudah tidak dapat bekerja lagi.
Bila hal ini terjadi pada nasabah. Tanyakan sedetail mungkin apakah yang dilakukan oleh perusahaan asuransi itu:
  1. Mengeluarkan biaya proteksi, lalu tutup polis (putus hubungan), atau
  2. Mengeluarkan biaya proteksi dan memberi manfaat tabungan gratis pada nasabahnya sampai usia tertentu, dan proteksi lainnya terus berjalan.
Saran saya, pilihlah asuransi yang memberi opsi nomor 2, karena kita semua tahu bila seseorang mengalami cacat tetap total, secara otomatis dirinya tidak bisa melakukan pekerjaan maksimal seperti sebelumnya, untuk beberapa perusahaan di Indonesia ini keadaan dari karyawan seperti ini akan menjadi pertimbangan untuk diberikannya kebijakan “pensiun dini” pada karyawan itu. Anda pasti mengerti maksud saya.
Jangan lupa carilah asuransi yang memberikan proteksi cacat tetap total dengan claim bayar langsung bukan “dicicil”.

Jika Anda memutuskan untuk memiliki proteksi saat ini, maka Anda juga harus menghitung sampai usia berapa Anda akan diproteksi, karena tentunya selisih 5 tahun saja akan sangat penting buat Anda bukan? Asuransi kesehatan yang mengklaim produknya bagus harus  memiliki masa proteksi paling lama, khususnya untuk manfaat penyakit kritis (sampai nasabah berusia 70 tahun).
Selain itu carilah asuransi kesehatan yang tidak melakukan pengurangan manfaat/benefit jika terjadi claim dari salah satu penyakit kritis ataupun cacat tetap total dengan claim yang akan diterima olah ahli waris jika tertanggung meninggal dunia. Asuransi kesehatan yang bagus selalu menempatkan nasabah pada posisi “menang”.
Artinya setiap biaya manfaat (sakit kritis/cacat tetap total) yang dikeluarkan kepada nasabahnya tidak mengganggu biaya manfaat (jiwa) lainnya, karena banyak asuransi yang sekilas memiliki biaya perlindungan yang besar, ternyata biaya manfaat itu saling mengurangi.
Bertanyalah lebih detail mengenai kekuatan financial perusahaan bukan saja dari informasi agen/iklan yang ditayangkan  tetapi prestasi nyata yang diraih oleh perusahaan. Apakah asuransi kesehatan Anda sudah memiliki manfaat-manfaat diatas? Kalau belum, patut Anda pertanyakan ke financial konsultan (agen) asuransi kesehatan Anda. Anda yang berprofesi sebagai PNS dan TNI/Polri sebaiknya memanfaatkan ASKES sebagai asuransi kesehatan utama, karena fasilitas yang dimiliki ASKES telah mencakup ketiga poin di atas, ini adalah Keuntungan Pengguna ASKES yang belum tentu dimiliki oleh asuransi lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Dialog dengan Pasien Isolasi Sosial (Menarik Diri)

Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan isolasi diri atau menarik diri : Menarik  D iri   (Isolasi Sosial) Prolog Disebuah ruang arjuna terdapat terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny. S. Pasien masuk rumah sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak memiliki teman dekat, tidak adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta melakukan tindakan berulang yang tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga membuatnya kesepian. Diagnosa keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial. SP 1 : Pasien membina hubungan saling percaya,membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan. Perawat           : “ Assallamualaikum wr,wb ” Pasien              : (pasien hanya diam) Perawat           : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang maw

Dialog dengan Pasien Gangguan Jiwa Susaide SP 1

STRATEGI PELAKSANAAN SUSAIDE SP 1 A.       Kondisi klien Data Subjektif: 1.       Mengungkapkan keinginan bunuh diri 2.       Mengungkapkan keinginan untuk mati 3.       Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan 4.       Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga 5.       Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang mematikan 6.       Mengungkapkan adanya konflik interpersonal 7.       Mengungkapkan telah terjadi korban perilaku kekerasan saat kecil Data Objektif: 1.       Impulsif 2.       Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh) 3.       Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan alkohol) 4.       Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal) 5.       Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier) 6.       Status perkawinan yang tidak harmonis B.        Diagnosa keperawatan Risiko bunuh diri

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) A.   LATAR BELAKANG Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007). Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas orientasi realita , dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidup