Skip to main content
PERILAKU KESEHATAN

Suatu respon seseorang thdp stimulasi yg berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan
Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencangkup:
  1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit: yaitu bagaimana manusia merespon baik secara pasif maupu aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencengahan penyakit
      1. Perilaku sehubungan dng peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan makanan bergizi
      2. Perilaku pencengahan penyakit, misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria
      3. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri
      4. Perilaku sehubugan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit, misalnya misalnya melakukan diet         
  2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan . Perilaku ini mencangkup respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obat
  3. Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencangkup pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dll
  4. Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang thdp lingkungan sbgi slh satudeterminan kesehatan manusia, lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkunagan itu sendiri
FAKTOR PENENTU (DETERMINAN) PERILAKU
  1. perilaku kesehatan seperti halnya perilaku pd umumnya mlibatkan banyak faktor
  2. Menurut Lawrence Green (1980) kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu
    1. Faktor perilaku
    2. Dan diluar perilaku
  3. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh:
    1. Faktor pembawa (predisposing factor) didlm nya tmasuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai2
    2. Faktor pendukung ( enabling factor) yg twujud dlm lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.
    3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yg twujud di dlm sikap, dan perilaku petugas kesehatan, maupun petugas lain, teman, tokoh yg semuanya bisa mjd kelompok referensi dari perilaku masy.
  4. Perilaku seseorng atau masy ttg  kesehatan ditentukan dari pengetahuan, siakp, kepercayaan , tradisi dr org yg bsangkutan., ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas kesehatan jg mdukung dan mperkuat tbentuknya perilaku
  5. Contoh:
            seseorg tdk mw mgimunisasikan anaknya , dpt disebabkan krn dia blm th manfaat imunisasi (predisposing factor) atau krn jarak dr posyandu atau puakesmas ke rumahnya itu jauh (enabling factor), sebab lain bs krn tokoh masy di wilayahnya tdk mw mgimunisasi anaknya (reinforcing factor)
  1. Perilaku secara umum tgantung faktor intern dan faktor ekstern yg saling memperkuat
Upaya perubahan perilaku
  1. Hal yg ptng di dlm perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku, krn perubahan perilaku kesehatan mrpkn tujuan dr penkes atau penyuluhan kesehtan sbgi penunjang progran kesehatan lainnya, perubahan yng            dimksud bukan sekedar covert behaviour tp jg overt behaviour
  2. Di dlm program2 kesehatan agar diperoleh perubahan perilaku yg sesuai dng norma2 kesehatan diperlukan usaha2 yg konkrit dan positif.
Strategi utk mperoleh perilaku:
  1. Kekuatan atau kekuasaan
            misal: undang2 dan peraturan àperubahan yg cpt àtdk blangsung lama
  1. Pemberian informasi
            adanya informasi: mcapai hdp sehat, pmeliharaan kesehatan, cr mhindari penyakit àmningkatkan pengetahuan masy àmnimbulkan ksadaran mays àorg bperilaku sesuai pngetahuan yg dimilikinya. perubahan akan memakan wktu yg lama tp prubahan yg dicapai bsifat lbh lama
  1. Diskusi partisipasif
            mgunakan pngembangan dr  cara kedua  yaitu penyampaian infrms kes bukan hanya searah ttp scara partisipatif, akan makan wktu lbh lama dbanding cr ptama dan kdua,


Comments

Popular posts from this blog

Dialog dengan Pasien Isolasi Sosial (Menarik Diri)

Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan isolasi diri atau menarik diri : Menarik  D iri   (Isolasi Sosial) Prolog Disebuah ruang arjuna terdapat terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny. S. Pasien masuk rumah sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak memiliki teman dekat, tidak adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta melakukan tindakan berulang yang tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga membuatnya kesepian. Diagnosa keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial. SP 1 : Pasien membina hubungan saling percaya,membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan. Perawat           : “ Assallamualaikum wr,wb ” Pasien              : (pasien hanya diam) Perawat           : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang maw

Dialog dengan Pasien Gangguan Jiwa Susaide SP 1

STRATEGI PELAKSANAAN SUSAIDE SP 1 A.       Kondisi klien Data Subjektif: 1.       Mengungkapkan keinginan bunuh diri 2.       Mengungkapkan keinginan untuk mati 3.       Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan 4.       Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga 5.       Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang mematikan 6.       Mengungkapkan adanya konflik interpersonal 7.       Mengungkapkan telah terjadi korban perilaku kekerasan saat kecil Data Objektif: 1.       Impulsif 2.       Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh) 3.       Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan alkohol) 4.       Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal) 5.       Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier) 6.       Status perkawinan yang tidak harmonis B.        Diagnosa keperawatan Risiko bunuh diri

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) A.   LATAR BELAKANG Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007). Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas orientasi realita , dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidup