Skip to main content

AKG

AKG (Angka Kecukupan Gizi)

Sejarah AKG
        1958 – tujuan : acuan perencanaan makanan dan menilai tingkat konsumsi makanan ind/masy.
        1973 –LIPI
        1993 – Widyakarya Nasional pangan dan gizi : SK No 332.MENKES/SK/IV/1994 16 april

Data untuk penyusunan AKG
        Standar FAO/WHO
                        0-6 bln, 7-12 bln, 1-3 thun, 4-6 th, 7-9 th(    jenis    kelamin tdk dibedakan
                        10-12 th, 13-15 th, 16-19 th
                        20-59 th ( dibedakan jenis kelamin dan      kondisi ,          pekerjaan,)
        Hasil survai tentang gizi
        Kemampuan penyediaan makanan
        Kependudukan
        Sosial ekonomi

Zat gizi dalam AKG
         Energi                                     Asam folat
         Protein                                    Vit C
         Vit A                                       Kalsium
         Thiamin                                  Fosfor
         Riboflafin                               Zat Besi
         Niacin                                     Seng
         Vit B `12                                 Yodium

Kegunaan AKG
         Menentukan kecukupan makanan
         Merencanakan batuan makana
         Mengevaliasi tk kecukupan penyediaan pangan untuk kelompok tertentu
         Menilai tk konsumsi indv/masy
         Menilai status gizi masy
         Merencanakan fortifikasi makanan
         Merencanakan KIE di bidang termasuk penyusunan PUGS
         Merencanakan kecukupan gizi institusi
         Membuat labl gizi pada kemasanproduk makanan industri.

Angka Kecukupan Gizi kelompok Khusus
         Umur
         Aktivitas
         Jenis Kelamin
         Kondisi khusus ( hamil menyusui)
         Kelompok lain


Comments

Popular posts from this blog

Dialog dengan Pasien Isolasi Sosial (Menarik Diri)

Contoh dialog sesuai Satuan Pelaksana pada pasien gangguan jiwa dengan isolasi diri atau menarik diri : Menarik  D iri   (Isolasi Sosial) Prolog Disebuah ruang arjuna terdapat terdapat pasien gangguan jiwa bernama Ny. S. Pasien masuk rumah sakit jiwa karena pasien asyik dengan pikirannya sendiri, tidak memiliki teman dekat, tidak adanya kontak mata, tampak sedih, efek tumpul serta melakukan tindakan berulang yang tidak bermakna sama sekali. Pasien juga merasa ditolak oleh keluarganya sendiri sehingga membuatnya kesepian. Diagnosa keperawatan untuk pasien yaitu isolasi sosial. SP 1 : Pasien membina hubungan saling percaya,membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan hubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mengajarkan pasien berkenalan. Perawat           : “ Assallamualaikum wr,wb ” Pasien              : (pasien hanya diam) Perawat           : “ Saya H saya senang dipanggil ibu Her… Saya perawat diruang maw

Dialog dengan Pasien Gangguan Jiwa Susaide SP 1

STRATEGI PELAKSANAAN SUSAIDE SP 1 A.       Kondisi klien Data Subjektif: 1.       Mengungkapkan keinginan bunuh diri 2.       Mengungkapkan keinginan untuk mati 3.       Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan 4.       Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri sebelumnya dari keluarga 5.       Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang dosis obat yang mematikan 6.       Mengungkapkan adanya konflik interpersonal 7.       Mengungkapkan telah terjadi korban perilaku kekerasan saat kecil Data Objektif: 1.       Impulsif 2.       Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( biasanya menjadi sangat patuh) 3.       Ada riwayat penyakit mental (depresi, psikosis, dan penyalahgunaan alkohol) 4.       Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal) 5.       Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier) 6.       Status perkawinan yang tidak harmonis B.        Diagnosa keperawatan Risiko bunuh diri

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) A.   LATAR BELAKANG Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007). Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas orientasi realita , dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidup