Tema : Stroke
A.
Sub Pokok Bahasan
Pengertian Stroke
Gejala Stroke
Penyebab Stroke
Pencegahan Stroke
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 12 Juli 2014
Waktu
: 09.00 wib
Penyaji
: Mahasiswa STIKES Aisyiyah Surakarta
Sasaran
: Pasien dengan stroke
B. TUJUAN
1. Tujuan
Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan Kesehatan tentang
stroke diharapkan Pasien dapat mengetahui cara mengatasi
terjadinya stroke
2. Tujuan
Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang stroke :
a. Pasien dapat
mengetahui apa pengertian dari stroke
b. Pasien dapat
mengetahui penyebab terjadinya stroke
c. Pasien dapat mengetahui tanda dan gejala dari stroke
d. Pasien
mengetahui akibat dari stroke
e. Pasien
mengetahui cara mencegah terjadinya stroke
C. GARIS BESAR
MATERI
Pengertian Stroke
Gejala pada Stroke
Penyebab Stroke
Pencegahan Stroke
Pengobatan Strok
D. METODE
Ceramah
Tanya jawab
Dikusi
E.
PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Penyaji :
Notulen :
Moderator :
F. MEDIA
Leaflet
Lembar balik
G.
PELAKSANAAN KEGIATAN
No
|
Komunikator
|
Komunikan
|
1
|
Pra Interaksi
Memberi salam dan
memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan penyuluhan
dan tema penyuluhan.
|
Waktu 5 menit
Menjawab salam
Mendengarkan
|
2
|
ISI
Menjelaskan materi penyuluhan
mengenai pengertian, penyebab, bahaya tanda dan gejala serta pencegahan
anemia.
Memberikan kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya tentang materi yang disampaikan.
|
Waktu 10 menit
Mendengarkan
Memberikan pertanyaan
|
3
|
PENUTUP
Memberikan pertanyaan akhir
sebagai evaluasi.
Menyimpulkan bersama-sama hasil
kegiatan penyuluhan.
Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam.
|
Waktu 5 menit
Menjawab dan mendengarkan
Menjawab salam
|
H. EVALUASI
1. Pertanyaan
: “Apa pengertian stroke dan penyebanya?”
Jawaban :” Stroke merupakan suatu
penyakit yang di awali dengan terjadinya serangkaian perubahan dalam otak yang
terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera akan berakhir dengan
kematian bagian otak. Penyebab dari stroke yaitu stres, trauma kepala,
hipertensi, dan sumbatan.
2. Pertanyaan : “
Bagaimana penganan stroke? ‘’
Jawabannya: Berobat secara
teratur ke dokter, jangan menghentikan atau mengubah dan
menambah dosis obat tanpa petunjuk dokter, minta bantuan
petugas kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah
atau lumpuh, dan perbaiki kondisi fisik
dengan latihan teratur di rumah
I.
REFERENSI
Battkaca, Fransisca B . 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persyaraan . Jakarta : Salemba Medika
Bustami,
dkk. 2007. Manajemen Komprehensif Stroke.
Yogyakarta: Pustaka Cedekia Press
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta. EGC
Gofir
Abdul. 2009. Manajemen Stroke.
Yoyyakarta: Pustaka Cedekia Press
Junaidi, Iskandar . 2011 . Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta :
Penerbit ADI
Mansjoer, arief, dkk. 2001. Kapita
Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama. Jakarta. Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
LAMPIRAN
PEMBAHASAN/ MATERI STROKE
A. Pengertian
Stroke
merupakan suatu penyakit yang di awali dengan terjadinya serangkaian perubahan
dalam otak yang terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera akan
berakhir dengan kematian bagian otak. Stroke
merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral
biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari
dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia
dan selanjutnya dapat timbul edema sekundersindroma klinis yang awalnya timbul mendadak,
progresi cepat berupa deficit neurologis
fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul
kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik
menurut (Arif Muttaqin,2008 dan Arif
Mansjoer, 2000). Tanda
klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran
darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. Stroke yang terjadi akibat obstruksi
atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi
ini dapat disebabkan oleh bekuan (thrombus) yang terbentuk di dalam suatu
pemnuluh otak atau pembuluh organ distal. Perdarahan intraserebral (PIS)
diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah intraserebral sehingga darah keluar
dari pembuluh darah dan kemudian masuk ke dalam jaringan otak. Bila
perdarahannya luas dan secara mendadak sehingga daerah otak yang rusak cukup
luas maka keadaan ini biasa disebut ensepaloragia.
B.
Etiologi
stroke iskemik terjadi karena aliran
darah ke otak berkurang karena :
1.
Sumbatan, sehingga
oksigen yang sampai ke otak berkurang
2.
Sumbatan oleh kerak
atau plak
3.
Aterosklerosis
(keadaan perubahan fokal pada tunika
intima arteri yang berubah dan yangdipenuhi dengan kombinasi substansi lemak,
karbohidrat kompleks dan darah.
Penyebab
perdarahan intraserebral (PIS) diantaranya sebagai berikut :
1.
Hipertensi yang berlangsung lama.
2.
Stres fisik.
3.
Emosi.
4.
Peningkatan tekanan darah mendadak.
5.
Deformitas pembuluh darah bawaan.
6.
Tumor otak.
7.
Kelainan koagulasi.
Penyebab perdarahan subarakhnoid diantaranya sebagai berikut :
1.
Pecahnya aneurisma sakuler kongenital di sekitar
lingkaran willis, sebagai berikut :
a.
Persambungan arteri serebralis anterior dan
anteri komunikans anterior: 35%.
b.
Persambungan arteri karotis interna dan arteri
komunikans posterior: 30%.
c.
Bifukasio arteri serebralis media: 15%.
d.
Arteri vertebrobasilaris: 5%
e.
Tempat lain: 15%
2.
Angioma,
3.
Gangguan koagulasi (iatrogenik/obat anti
koagulan),
4.
Kelainan hematologik (misalnya trombositopenia,
leukimia, anemia aplastik),
5.
Tumor,
6.
Infeksi (misal vaskulitis, sifilis, ensefalitis,
herpes simplek, mikosis, TBC),
7.
Idiopatik atau tidak diketahui,
8.
Trauma kepala,
9.
Stres mental dan fisik.
C.
Macam Stroke
Stroke Iskemik
1.
Stroke Trombotik
Pada stroke trombotik didapati oklusi ditempat arteri
serebral yang bertrombus. Trombosis merupakan bekuan darah di dalam pembuluh
darah otak atau leher dan penyebab stroke yang paling sering. Arteriosclerosis
serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis
serebral. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi, sakit kepala adalah awitan
yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing, perubahan kognitif atau
kejang dan beberapa awitan umum lainnya.
Secara umum trombosis serebral tidak terjadi secara
tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia atau parestesia pada
setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat pada beberapa jam atau
hari. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima
arteria besar. Bagian intima arteria sereberal menjadi tipis dan berserabut,
sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan
berjumbai, sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik
tersebut. Plak cenderung terbentuk pada percabangan atau tempat-tempat yang
melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan tempat-tempat khusus tersebut.
Pembuluh-pembuluh darah yang mempunyai resiko dalam urutan yang makin jarang
adalah sebagai berikut : arteria karotis interna, vertebralis bagian atas dan
basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.
Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding
pembuluh darah menjadi kasar.
Trombosit akan
melepasakan enzim, adenosin difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi.
Sumbatan fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli, atau dapat tetap
tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan tersumbat dengan
sempurna.
2.
Stroke
Embolik
Tertutupnya
pembuluh arteri oleh bekuan darah. Penderita embolisme biasanya lebih muda
dibanding dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli serebral berasal dari
suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah
perwujudan dari penyakit jantung. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme,
tetapi embolus biasanya akan menyumbat bagian-bagian yang sempit. Tempat yang
paling sering terserang embolus sereberal adalah arteria serebral media,
terutama bagian atas.
Stroke Hemoragi
Klasifikasi PSA berdasarkan Hunt dan Hess yaitu :
a.
Stadium 1, perdarahan asimtomaik, sakit kepala
ringan, sedikit kaku kuduk.
b.
Stadium 2, sakit kepala sedang – berat, kaku
kuduk, belum ada gangguan defisit neurologis.
c.
Stadium 3, mengantuk, defisitneurologi ringan.
d.
Stadium 4, kesadaran menghilang, hemiparesis
sedang-berat, mungkin ada gangguan otonom.
Stadium 5, koma, kejang.
D.
Faktor resiko
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria,
gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. merokok
6. stress
7. Peningkatan
hematokrit ( resiko infark serebral)
8. Diabetes
Melitus ( berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
9. kolestrol
tinggi
10
kencing manis
11.
Konsumsi alkohol
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131
E.
Manifestasi klinis
Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk, (2001, hlm.
2133-2134) menjelaskan ada enam tanda dan gejala dari stroke non hemoragik yang
mana tergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran
area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Adapun
gejala Stroke non hemoragik adalah:
a. Kehilangan
motorik: stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak.
Disfungsi neuron paling umum adalah hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi
tubuh) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan dan hemiparises (kelemahan
salah satu sisi tubuh)
b. Kehilangan komunikasi:
fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan
komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
1)
Disatria (kesulitan berbicara), ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti
yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.
2) Disfasia atau afasia
(kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif.
3) Apraksia,
ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
c. Defisit lapang
pandang, sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis
yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat
kehilangan penglihatan
d. Defisit
sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan
untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
e. Kerusakan
fungsi kognitif dan efek psikologik, bila kerusakan pada lobus frontal,
mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual mungkin terganggu.
Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam
pemahaman, lupa dan kurang motivasi.
f. Disfungsi
kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia urinarius
karena kerusakan kontrol motorik.
F.
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan
diagnostic
1) CT Scan
(Computer Tomografi Scan)
Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti.
Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan
terlihat di ventrikel atau menyebar ke permukaan otak.
2) PET (Photon emission tomography)
PET dapat digunakan untuk mengukur dan membedakan daerah iskemik yang masih
reversibel dan yang sudah irreversibel.
3) Magnatik Resonan Imaging (MRI):
Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
4) Ultrasonografi Dopler :
Mengidentifikasi penyakit
arteriovena.
5) MRS (magnetic resonance spectroscopy)
MRS berguna dalam pengobatan pasien dengan stroke iskemik akut dan dapat menentukan keadaan reperusi dengan
cepat bahkan dapat digunakan untuk membedakan daerah inark atau penumbra
6) Elektro Encephalografi (EEG)
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Lumbal pungsi, pemeriksaan likuor merah biasanya
di jumpai pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal sewaktu hari – hari pertama.
2) Pemeriksaan
kimia darah, pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat
mencapai 250 mg didalam serum
G.
Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi:
a.
Pengobatan Konservatif
Menurut
Suzzane C. Smelzzer, dkk. (2001, hlm. 2137) pengobatan konservatif meliputi:
1) Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
1) Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
2) Anti
koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi dari tempat lain dalam kardiovaskuler.
3) Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit
memainkan peran sangat penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
b. Pengobatan pembedahan
Menurut Arif Muttaqin, (2008, hlm.
142) tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral
1) Endosteroktomi
karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis
di leher.
2) Revaskularisasi
terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh klien
TIA
H.
Komplikasi
Komplikasi menurut Smeltzer C. Suzanne, 2002. 1. Hipoksia Serebral
Diminimalkan dengan memeberi oksigen
darah adekuat ke otak. Fungsi otak tergantung pada ketersediaan oksigen yang
dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan
hemoglobin dan hematohrit pada tingkatdapat di trima akanmembantu dalam
mempertahankan oksigen jaringan.
b. 2. Aliran
darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah
jantung, dan inteagritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat cairan (
intra vena ) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran
darah serebral. Hipertensi dan hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infak miokard
atau fibrilasiatrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme
akan menurunkan aliran darah serebral. Distrimia dapat mengakibatkan curah
jantung tidak konsisten dan penghentikan thrombus lokal. Selain itu, distrimia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus di
perbaiki.
I.
Pencegahan terjadinya stroke
1.
Kontrol teratur
tekanan darah.
2.
Menghentikanmerokok.
3.
Menurunkan konsumsi
kholesterol dan kontrol cholesterol
rutin.
4.
Mempertahankan kadar
gula normal.
5.
Mencegah minum
alkohol.
6.
Latihan fisik teratur.
7.
Cegah obesitas.
8.
Mencegah penyakit
jantung dapat mengurangi resiko stroke
J.
Penanganan dan perawatan stroke
dirumah
1.
Berobat secara teratur ke dokter
2.
Jangan menghentikan
atau mengubah dan menambah dosis obat tanpa petunjuk dokter
3.
Minta bantuan petugas
kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau
lumpuh
4.
Perbaiki kondisi fisik
dengan latihan teratur di rumah
5.
Bantu kebutuhan klien
6.
Motivasi klien agar
tetap bersemangat dalam latihan fisik
7.
Periksa tekanan darah
secara teratur
8.
Segera bawa klien ke
dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala stroke
DAFTAR PUSTAKA
Battkaca, Fransisca B . 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyaraan .
Jakarta : Salemba Medika
Bustami,
dkk. 2007. Manajemen Komprehensif Stroke.
Yogyakarta: Pustaka Cedekia Press
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8. Jakarta. EGC
Gofir
Abdul. 2009. Manajemen Stroke. Yoyyakarta:
Pustaka Cedekia Press
Junaidi, Iskandar . 2011 . Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : Penerbit ADI
Mansjoer,
arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama. Jakarta.
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Comments
Post a Comment