Gangguan Psikosomatis
Penyakit Psikosomatis (yang sekarang lebih dikenal sebagai
penyakit Psikofisiologis), merupakan penyakit fisik yang gejalanya disebabkan
oleh proses mental dari penderitanya. Jika dalam sebuah pemeriksaan medis,
tidak ditemukan penyebab fisik atas gejala-gejala yang muncul, atau jika
penyakit ini muncul sebagai akibat dari kondisi emosional, seperti kemarahan,
depresi, rasa bersalah, maka penyakit ini dapat diklasifikasikan sebagai
penyakit psikosomatis.
Psikosomatis disebabkan oleh berbagai masalah dalam pikiran
seseorang yang memicu reaksi emosionalnya. Ketika, misalnya, seseorang merasa
tertekan, stress, dan kacau, maka tubuh akan bereaksi terhadap pikirannya ini.
Rata-rata reaksi tubuh terhadap pikiran yang tertekan dan/atau stress adalah
dengan meningkatnya asam lambung (sehingga memicu sakit ”maag”), munculnya
gejala ketombe di kepala, adanya gatal-gatal disekitar kulit di sekujur tubuh,
atau rasa mual-mual yang berkala, semua itu biasanya disebabkan karena sebuah
beban di dalam pikiran.
Beban pikiran ini seringkali menjadi sebuah
”bibit” untuk penyakit psikosomatis, karena bila tidak segera ditanggapi (baik
diselesaikan, diiklaskan, dll), maka beban pikiran tersebut akan semakin kuat
berada di pikiran bawah sadar, yang perlahan-lahan mulai menunjukkan
gejala-gejala sakit secara fisik.
Penyebab gangguan Psikosomatis adalah beban pikiran yang
tidak bisa keluar atau disalurkan. Contohnya, karena si pasien tidak punya
teman curhat sehingga menyimpan beban pikirannya sendiri. Gangguan Psikosomatis
ini paling sering terjadi pada usia awal 30-an. Anak-anak terhindar dari
penyakit ini, karena belum mempunyai beban pikiran.
Bagaimana membedakan Psikosomatis dengan penyakit biasa? Ciri-ciri Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain seperti :
Bagaimana membedakan Psikosomatis dengan penyakit biasa? Ciri-ciri Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang beragam, antara lain seperti :
1
Pegal-pegal
2
Nyeri di bagian tubuh tertentu
3
Mual ,muntah ,kembung dan perut tidak enak
4
Sendawa
5
Kulit gatal ,kesemutan ,mati rasa
6
Sakit kepala
7
Nyeri bagian dada ,punggung dan tulang
belakang
Keluhan itu biasanya sering terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti atau berpindah-pindah tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar sehingga harus sering periksa ke dokter. Banyak orang menderita penyakit psikosomatis namun tidak menyadarinya. Mereka biasanya akan terus berusaha sembuh dari sakit yang dideritanya dengan terus berobat namun tidak bisa sembuh. Kalaupun ada perubahan biasanya intensitas penyakitnya saja yang menurun tapi tidak bisa sembuh total. Selang beberapa saat biasanya akan kambuh lagi dan bisa lebih parah dari sebelumnya. Bagaimana Terjadinya?
Untuk memahami terjadinya penyakit psikosomatis kita perlu mencermati hukum pikiran dan pengaruh emosi terhadap tubuh. Ada banyak hukum yang mengatur cara kerja pikiran, salah duanya adalah: • Setiap pikiran atau ide mengakibatkan reaksi fisik. • Simtom yang muncul dari emosi cederung akan mengakibatkan perubahan pada tubuh fisik bila simtom ini bertahan cukup lama. Hukum pertama mengatakan setiap pikiran atau ide mengakibatkan reaksi fisik. Bila seseorang berpikir, secara konsisten, dan meyakinkan dirinya bahwa ia sakit jantung, maka cepat atau lambat ia akan mulai merasa tidak nyaman di daerah dada, yang ia yakini sebagai gejala sakit jantung. Bila ide ini terus menerus dipikirkan dan akhirnya ia menjadi sangat yakin, menjadi belief, karena gejalanya memang “benar” adalah gejala sakit jantung maka, sesuai dengan bunyi hukum yang kedua, ia akan benar-benar mempunyai sakit jantung.
Ada lima cara pikiran bawah
sadar berkomunikasi dengan pikiran sadar. Bisa melalui perasaan, kondisi fisik,
intuisi, mimpi, dan dialog internal. Umumnya pikiran bawah sadar menyampaikan
pesan melalui perasaan atau emosi tertentu. Bila emosi ini tidak ditanggapi
atau diperhatikan maka ia akan menaikkan level intensitas pesannya menjadi
suatu bentuk gangguan fisik dan terjadilah yang disebut dengan penyakit
psikosomatis.
Penyembuhan gangguan psikosomatik pada dasarnya harus dilakukan dengan beberapa cara
dengan mempertimbangkan pengobatan somatis (berorientasi pada organ tubuh yang
mengalami gangguan), pengobatan secara psikologis (psikoterapi dan sosioterapi)
serta psikofarmakoterapi (penggunaan obat-obatan yang berhubungan dengan
psikologi).
Metode mana yang kemudian dipilih oleh dokter sangat tergantung pada jenis
kasus dan faktor-faktor yang terkait dengannya.
Seringkali pengobatan psikosomatis hanya bersifat
simptomatis (berdasarkan gejala yang timbul), sehingga penyakit ini sering
berulang dan dapat berlangsung bertahun-tahun. Hal ini dapat terjadi karena
sebenarnya etiologi utama dari penyakit ini belum diketahui atau tidak dicari
dan terlebih karena memang terdiri dari banyak faktor yang saling terkait
(khususnya faktor psikologis). Memang pada kasus-kasus yang berat, gejala
penyakit akan hilang dengan pemberian obat-obat simptomatis karena gangguan
psikologis sudah berkembang sehingga penyakit somatis (penyakit yang didasari
oleh adanya gangguan pada organ tubuh) yang lebih mendominasi.
Pada kasus tahap awal,
biasanya pengobatan hanya ditujukan kepada faktor somatis (fisik). Hal ini dapat
menyebabkan penyakit timbul kembali dan yang lebih parah akan menurunkan
kepercayaan pasien akan kemungkinan penyakitnya sembuh yang sebenarnya akan
memperparah kelainan psikosomatiknya sendiri. Akan tetapi memang agak sulit
untuk membedakannya dengan gangguan psikosomatis sehingga baru dapat dibedakan
bila kejadiannya telah berulang. Disinilah perlunya psikoterapi sebagai
pendamping terapi somatik.
Sebagaimana telah sering diuraikan, hubungan
antara penyakit somatik dan kondisi psikologis seseorang sangatlah erat sehingga
dapat memungkinkan terjadinya interaksi antara keduanya. Masalah yang menyebabkan seseorang datang ke
dokter yang berhubungan dengan kondisi psikologisnya dapat berhubungan dengan
dua hal, yaitu masalah yang tampaknya berhubungan dengan masalah pasien di masa
lalu atau masalah yang tampaknya berasal dari stres dan tekanan masa sekarang
yang melebihi pengendalian sadar pasien. Atau dapat pula terjadi kombinasi dari
kedua masalah tersebut. Psikoterapi bertujuan untuk menggali masalah-masalah
psikologis yang tersembunyi pada pasien dengan harapan setelah masalah-masalah
tersebut disingkirkan, keluhan fisik pasien dapat turut hilang.
Comments
Post a Comment